Sabtu, 03 November 2012

Kumpulan Puisiku : Lentera-lentera


Musim ini

Daun-daun meranggas
Menyelimuti tanah yang kian menggigil
Fatamorgana meliukkan tarian balet di atas aspal
Dan angin meniupkan nada-nada ritmis laksana pianis
Tak peduli akan kemarau yang menjadi penjahat nomor satu di terik tahun ini
Mawar-mawar memaksa berbunga
Pun Cempaka tetap mengoarkan aroma


Tetapi aku?
Meringkih karena tak bisa menggesek dawai
Tak bisa mengalunkan Violin tuk menyambut datangnya gerimis
Aku akan tetap memainkannya
Di atas panggung opera
Menunggu tepuk sorak dari para penikmat nada.

Sarawak Malaysia, 2012.

_____

Cinta

Ada cinta di tengah rinai malam ini
Mengalunkan melodi beat
Seperti detak-detak jantung yang tak kenal melelah
Menghujam dalam, ke pelabuhan hati

Ah ... Iramanya mendendangkan rindu pada
cinta platonik berabad-abad lalu
Cinta tak bersemi, pun gugur
Memaksa tangan mengukirnya dalam kisah

Kisah Melodrama teromantis yang pernah ada
Laksana drama di panggung senja

Rinai kian menderas
Memupuk asa pada jentik-jentik yang gelisah diterpanya
Sementara aku masih mengikuti irama
Bukan pada legenda
Melainkan irama santun sang gadis bulan yang menanti di ujung sana
Dialah cinta pada rinai malam ini

Sarawak Malaysia 2012


_____

Dendam Sang Pelajar

Dendam dan emosi menggagahi pelajar-pelajar kini
Berbungkus harga diri mereka menciptakan medan perang
Mengibarkan kelabilan karakter
Tak peduli luka
Tak peduli darah
Tak peduli ada yang menjadi tiada

Yang jelas dendam mesti terbalaskan
Nama sekolah harus ditegakkan
Itulah teriakan mereka

Betapa moral mesti di pasak lagi
Agar panji-panji ilmu tertanam tanpa emosi
Dan kehausan akan kebebasan segera mengerti

Engkau itu permata
Engkau itu emas
Engkau itu pelaju-pelaju zaman
Jangan sampai tenggelam kedalam tanah hingga engkau kehilangan indah

Wahai engkau para pelajar bangsa
Emosi itu candu
Dan dendam itu pedang yang siap menghunus tubuhmu.

Sarawak Malaysia, 2012


_____

Tentang Kereta

Ketika engkau menungguku di sebuah stasiun, dan aku berada di gorbong kereta menghadap jendela kereta. Aku tahu, engkau berkali-kali melihat jam di tanganmu dan bertanya, kapan aku akan tiba? Dan aku duduk tak tenang bersama penumpang lainnya sambil menghitung setiap stasiun yang telah aku lewati.

Tetapi tenanglah, kita laiknya ahli ibadah yang tengah berpuasa menanti buka. Tanyakan padanya tentang agungnya nikmat berbuka. Kurasa sama dengan pertemuan kita. Insya Allah ....

Sarawak Malaysia, 2012

______

Menyapu Cinta

Menyembulkan kepala pada jendela kendaraan yang melaju kencang di jalanan perbukitan
Angin mengibarkan rambut yang kian menebal
Perih mata tertahan demi kemilaunya pesona alam
Semburat cahaya memutih pada awan-awan di atas langit
Alunan alam menyenandungkan ketenangan yang lama terkubur.
Satu demi satu wajah ayu menyibak mata, menjadi tabir penglihatan dunia
Wajah-wajah yang lama terpendam, lenyap di telan zaman
Ah, kenangan itu laksana jerawat yang tumbuh
Datang penuh kejutan
Tapi memang harus di sapu
Karena raga melaju bukan memundur
Pergilah ...
Alam kita tetap sama namun kita telah berbeda.

Menyadarlah indra, alam kembali merona
Aku tahu, di halte selanjutnya ia sedang menunggu, bukan wajah-wajah ayu itu.

Malaysia, 2012.


_____

Belum Senja

Ini belum senja
Berlarilah kawan
Temukan apa yang kau inginkan
Jika kau tersesat
Lihatlah ke atas
Kemana matahari akan terbit
Jika kau lelah
Berhentilah sejenak
Jika kau banyak menemukan orang-orang jahat dalam perjalananmu
Jangan risaukan mereka
Berjalanlah bersama orang-orang yang mendukungmu

Ingat lah kawan,
Terkadang mereka masih duduk-duduk saja
Sementara engkau sudah meneduh pada impianmu
Padahal senja sudah tiba.

Sarawak Malaysia, 2012


_____

Duduklah Bersamaku

Duduklah sejenak kawan
Merapatlah di sisiku
Ceritakan semua keluhmu
Luapkan semua emosimu
Jika butuh setitik cahaya dariku
Akan kunyalakan lilin untukmu
Jika hanya untuk menjadi telingamu saja tak apa
Aku ada
Akan berusaha ada untukmu
Tapi ingat
Mendung tak akan selamanya memayungimu
Karena tak ada yang dapat menghalangi mentari untuk datang ketika pagi sudah tiba
Kecuali hanya Dia
Tenanglah ...

Sarawak, Malaysia 2012


_____

Toleransi

Aku tertawa dalam keheningan
Melihat aksi dunia yang kian mencekam
Mendecitkan harapan-harapan yang perlahan menghilang

Muram
Toleransi memecah berkepingan-keping
Darah membanjiri Rohingya
Babu-babu di bantai
Pulang membawa jasad tak bernyawa

Senapan-senapan menghembuskan asap di ujung sana
Ada teriak

Rintihan lapar itu masih mengalun sendu
Lolongan ratapan kian bergema

Aku yakin, bumi telah lama berduka
Apalagi melihat sebagian umatnya tak lagi setia pada-Nya.

Sarawak, Malaysia 2012

_____

Lentera-lentera

Lentera-lentera menenang pada halaman
Nyalanya berkerlip bagai bintang-bintang
Pada kampung di negeri jiran
Lentera tak akan padam
Sampai musim perayaan usai

Kini, ratusan cahaya kian bergoyang
Menenangkan pandang untuk menegakkan kebersamaan

Berdiri, pada pengembaraan yang sampai di idul fitri
Menjejaki adat negeri, menjunjung nilai-nilai Ilahi

Bersinarlah engkau lentera pada rumah yang ku singgahi
Cahayamu ...
Kan kukemas untuk aksara yang utuh
Sebagai kenangan pengembaraan yang kian menuju

Sarawak, Malaysia 2012

_____

Senja Datang

Langit mengabut petang ini
Tak memberi sisa bagi biru untuk dipandangi
Gerimis tak henti membasah
Dingin
Tubuh ini kian menggigil
Menggerakkan pikiran
Ke masa-masa lampau
Melesat
Tertuju pada hari
Hari dimana sepi memainkan melodi
Melodi rindu
Rindu kehangatan
Sehangat percikan-percikan api kayu bakar

Petang
Bawalah aku pada keceriaan
Agar sepi ini menghilang
Memecahkan kabut
Mengusir gerimis
Hingga senja datang.

Sarawak Malaysia, 2012

_____

Ramadhan tlah pergi

Perlahan ramadhan mengendap-endap pergi
Meninggalkan jejak-jejak yang tegap berdiri

Berderet amal-amal dalam etalase berkaca
Yang mungkin akan pecah selepas perginya ia.

Membanjir kalbu mereka
Tergesa akan doa ampunan yang melimpah noda hitam penuh bercak

Akankah ia kembali?
Jasad ini merapuh
Terbuai hingar bingar dunia yang kian bertalu

Hadirmu mampu menyejukkan kalbu
Melepas sejenak dari buaian dunia untuk menujumu

Ramadhan, datanglah kembali.

Sarawak, Malaysia 2012

_____

Rohingya

Pada darah yang tertumpah
Ada azab yang tak bisa di kelak untuk kekejian dan kezaliman merka.

Rohingya...
Balasan itu akan segera tiba
Tidakkah engkau tahu
Ia kian mendekat
Untuk umat negerimu yang kejam dan tak ada toleransi lagi.

Di sini aku berdiri
Memanjat doa disela belum ada yang peduli.

Terbanglah ke surga wahai para syuhada.
Itu negeri damai mu...
Sedamai hati mu yang ikhlas akan darah yang mengucur di leher mu.


Sarawak, Malaysia 2012.


Add caption

Hidup Ini Indah Kesehatan Komunitas Penulis Indonesia Grup Mesra Pustaka Online

0 komentar: