Kamis, 27 Agustus 2015

Tips Menulis Novel : Tentang Membuat Outline yang Benar

Apa itu outline? Menurut saya, outlina itu sama saja seperti kerangka cerita. Berhubung menulis novel akan membutuhkan berlembar-lembar kertas, tentunya halaman yang panjang itu akan kita bagi menjadi beberapa bab. Nah, dalam setiap bab itu akan berisi cerita yang sambung menyambung menjadi cerita utuh yang panjang. Untuk memudahkan penulisannya, caranya dengan membuat kerangka karangan dalam tiap babnya. Agar kita tidak mentok atau kehabisan ide untuk lanjutannya.


Perlukah sebuah outline itu? Jawabannya adalah tergantung. Jika kamu nyaman dengan langsung menuliskan dari ide dan sinopsis yang sudah kamu buat, kenapa nggak? Akan tetapi, jika kamu kesusahan menuangkannya ke dalam tulisan, sebaiknya buatlah outline ini. Seperti apa bentuk outline itu? Ini saya buatkan contohnya.
Contoh Kerangka Outline :
Judul :
Nama Penulis :
Para tokoh :
Nama tokoh : sebagai apa, ciri khasnya
dst
Sinopsis :
masukkan kembali sinopsis
Outline :
Halaman Cover
Thanks To
Daftar Isi
Prolog
(tuliskan deskripsi prolognya jika ada)
Bab 1
(deskripsi)
Bab 2
(deskripsi)
dst
Epilog (Jika Ada
Catatan :
Tentukan minimal halaman naskah yang hendak ditulis. Rata-rata Penerbit meminta naskah minimal 150 halaman spasi 1,5 A4 TNR 12. Namun ada penerbit yang mensyaratkan jumlah halaman secara khusus.
Jika 150 hal, maka tentukan lagi berapa jumlah bab yang kamu inginkan. Misalnya mau 10 bab, jadi setiap babnya kurang lebih 15 halaman. Dan sejujurnya, sangat berat untuk menuliskan satu bab dalam jumlah halaman sebanyak itu. Cuma itu nanti tergantung penulisnya sendiri
Jika di awal menggunakan prolog maka di bagian akhir harus ada epilog. Fungsi prolog menjadi pemikat yang membuat pembaca tertarik. Jadi harus benar-benar dipilih adegan yang paling wah yang mampu mengejutkan pembaca dan membuat pembaca penasaran
Setiap deskripsi bab dibuat semendetail mungkin. Gunanya untuk memudahkan proses penulisan.
____
Contoh :
BAB 1
Putra mengenang kembali kebersamaan dengan neneknya yang cerewet, namun banyak mengajarinya akan perjuangan menjalani hidup. Dulu ia terkadang merasa kesal, namun kini saat mengingat perhatian luar biasa neneknya, ia menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuatnya.
BAB 2
Sudah beberapa hari Marini menitip surat untuk menemuinya di kebun kubis, namun Putra masih ingin menyepi, ia sibuk menumpahkan segala kesedihannya melalui puisi. Putra menyepi di gudang kecil yang biasa dijadikannya sebagai tempat persembunyiannya, membaca buku-buku yang lama tersimpan di sana. Putra tak tahu ini buku peninggalan siapa. Neneknya dulu tak pernah mau memberi tahu. Banyak buku yang ia sukai, semuanya karya penulis Ernest Hemmingway dan buku-buku puisi karya penulis-penulis Indonesia. Di gudang inilah saat pertama kalinya ia mulai menyukai sastra dan banyak belajar menulis.
BAB 3
Seorang lelaki berumur 45 tahun tiba-tiba datang dari jauh menemuinya. Ia mengaku sebagai pamannya, kakak ayahnya yang meninggalkan Putra merantau ke Arab. Putra tak pernah tahu sejarah ayahnya, karena neneknya tak pernah mau menceritakannya. Yang ia tahu, ayahnya telah membawa ibunya kawin lari ke Jakarta. Setelah itu ibunya meninggal saat melahirkan.
Putra menolak ajakan Pamannya untuk tinggal bersamanya di Jakarta karena sangat berat meninggalkan Marini. Tetapi ia berubah pikiran mengingat orang tua Marini tidak menyetujui hubungan mereka karena ia pengangguran. Putra pun memutuskan untuk ikut.
Perpisahan itu membuat duka Putra bertambah. Sementara Marini hanya pasrah, menyerahkan segalanya pada-Nya. Namun Marini akan berjanji untuk tetap menunggunya di sini.

Dan seterusnya.

Hidup Ini Indah Kesehatan Komunitas Penulis Indonesia Grup Mesra Pustaka Online

0 komentar: